Studi Kasus : GSM Himpunan Magister Manajemen Universitas Telkom

Faizal Chan.
5 min readOct 6, 2018

--

Mfc, Bandung - Beberapa bulan yang lalu, saya sempat terpikir untuk membentuk sebuah Hima (Himpunan Mahasiswa) di Universitas Telkom kampus utara, yang tak lain adalah tempat bernaungnya Prodi magister/S2 Manajemen. Selain terpikir untuk mencoba merumuskan AD/ART Hima tersebut dalam rangka mengimplementasikan apa yang saya dapat di lembaga legislatif mahasiswa, saya juga berniat untuk membuat sebuah GSM (graphic standard manual), yakni sebuah acuan penerapan visual identity dari Himpunan Magister Manajemen Universitas Telkom, atau yang biasa saya singkat sebagai HMM.

Guna memaksimalkan pemahaman rekan-rekan dari latar belakang keilmuan manajemen, pada studi kasus ini saya akan mencoba menjelaskan proses pembuatan logo HMM dengan menjabarkannya ke dalam prinsip POAC (planning, organizing, actuating, dan controlling).

Planning

Rencananya adalah membuat sebuah identitas visual dari Himpunan Magister Manajemen, di mana identitas ini menitik-beratkan pada pembuatan logo dan cara pengaplikasiannya pada berbagai media.

Organizing

Setelah saya mengetahui betul apa yang akan saya rancang kali ini, saya kemudian memulai riset tentang Prodi Magister Manajemen, mempelajari tentang organisasi kemahasiswaan yang ada dalam lingkup fakultas yang menaungi Prodi tersebut, mencari referensi logo, mempelajari graphic standard manual dari Universitas Telkom, dan lain sebagainya. Saya juga membuat berbagai alternatif dari konsep-konsep perancangan yang saya rumuskan pada tahapan ini.

Actuating

Setelah mendapatkan banyak data yang (sekiranya) saya butuhkan, pada tahapan ini saya membuat berbagai sketsa logo, mengembangkan sketsa tersebut, menguji implementasi dari logo tersebut ke beberapa jenis media, hingga mendokumentasikan apa yang telah saya rancang ke dalam buku graphic standard manual yang akan memudahkan pengurus HMM menerapkan identitas visual tersebut (yang berupa logo) di masa depan.

Controlling

Tidak hanya sampai di situ, identitas visual yang telah dirancang tersebut kemudian diujikan sehingga saya benar-benar yakin bahwa hasil perancangan dapat diimplementasikan dengan baik. Ketika saya menemukan suatu ketidak-sesuaian pada saat pengujian tersebut, maka identitas visual yang telah terbentuk akan disesuaikan kembali untuk mencapai hasil yang maksimal.

Hasil perancangan logo HMM

Tergambarkan hanya dengan tulisan “HMM” serif dengan hanya berornamenkan tiga helai daun, logo tersebut sempat dipertanyakan oleh beberapa rekan saya, sesama lulusan manajemen desain; “sal, logonya kok simpel amat, ga kurang apa gitu?”.

Jadi begini, selain beberapa aspek teoretis estetika yang telah dijabarkan dalam buku GSM, saya ingin menekankan dominasi pada hierarki visual terhadap logo HMM ini, atau dalam istilah sederhananya; membuat logo tersebut lebih menonjol dibandingkan logo-logo lainnya. Logo-logo lain yang dimaksud adalah logo-logo organisasi mahasiswa lainnya, yang masih dalam lingkup FEB (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) Universitas Telkom, seperti di antaranya :

  • DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  • BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Fakultas Ekonomi dan Bisnis
  • HMBTI (Himpunan Mahasiswa Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika) - Hima S1 Manajemen
  • IBS (International ICT Business Student Council) - Hima S1 Manajemen kelas internasional
  • Himaku (Himpunan Mahasiswa Akuntansi) - Hima S1 Akuntansi

Sehingga ketika dijajarkan berdasarkan hierarkinya dalam institusi, Ormawa (organisasi mahasiswa) dalam lingkup FEB Universitas Telkom secara berurutan dimulai dari DPM, BEM, hingga Hima, seperti yang tergambarkan di bawah ini.

Logo Ormawa FEB Universitas Telkom selain HMM
Logo Ormawa FEB Universitas Telkom berurut sesuai hierarki pada institusi

Dalam menguji hierarki visual, metode yang dapat digunakan adalah menggunakan blur test, atau dengan membuat keseluruhan gambar menjadi samar/kabur, dengan memberikan blur sebesar 10 pixel dengan menggunakan aplikasi pengolah gambar.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya menggunakan blur test ini pada logo, padahal blur test tersebut biasanya digunakan untuk menguji hierarki visual pada halaman website? Mungkin alasan sederhananya adalah karena saya ingin menguji apakah logo yang telah saya rancang memiliki “hierarki visual” yang lebih tinggi dibandingkan logo-logo lainnya, atau dengan kata lain, apakah logo tersebut dapat menarik perhatian jika dijajarkan dengan logo-logo lainnya. Berikut ini adalah hasil blur test terhadap logo-logo Ormawa di FEB Universitas Telkom.

Hasil blur test logo Ormawa FEB Universitas Telkom

Dengan menggunakan metode blur test, kita dapat mengidentifikasi mana elemen visual yang memiliki hierarki visual lebih tinggi dibandingkan dengan elemen visual lainnya, atau dalam kasus ini adalah logo mana yang lebih menonjol dibanding logo lainnya.

Menurut saya, dari hasil blur test tersebut terlihat bahwa logo HMBTI memiliki penekanan yang kuat dari segi kontras terhadap warna latar putih. Namun, logo HMM memiliki diferensiasi dalam segi warna, bentuk, serta whitespace, jika dibandingkan dengan kelima logo Ormawa lainnya.

Adapun beberapa hal yang dapat memengaruhi hierarki visual, seperti :

  • Ukuran; logo-logo di atas dibuat dengan proporsi yang seimbang karena dianggap setara dalam media publikasi
  • Kontras; logo HMM memiliki kontras yang baik jika dibandingkan dengan logo-logo lainnya ketika dilihat dari berbagai aspek visual yang telah tervisualisasikan
  • Warna; tidak didominasi oleh warna tertentu, justru HMM memberikan kesan logo yang kaya warna
  • Bentuk; Logo-logo Ormawa didominasi dengan bentuk lingkaran, di mana memberikan kontras terhadap logo HMM
  • Posisi; tidak terlalu berpengaruh karena semua logo ditempatkan sejajar secara horizontal
  • Whitespace; logo HMM memiliki whitespace yang berbeda dibandingkan logo lainnya, karena logo tersebut memiliki bentuk-bentuk yang unik
Alternatif logo HMM untuk penerapan di berbagai media

Selain itu, logo HMM memiliki beberapa alternatif logo yang memungkinkan penerapan identitas visual pada jenis media yang berbeda. Untuk aturan penggunaan logo alternatif tersebut, telah dijelaskan pada halaman ini.

Sumber :

--

--

Faizal Chan.
Faizal Chan.

Written by Faizal Chan.

Actually a UX researcher, but often work as UX engineer. Jack of all trades, Master of Management.

No responses yet